Sabtu, 20 September 2025

Danau Toba

         Danau Toba


Nama: kaila Rizqi Aqilah

Nama:9.3

No absen: 06

Nama: Danau Toba (Tao Toba)

Lokasi: Provinsi Sumatera Utara, mencakup beberapa kabupaten (Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir), berada di ketinggian ±900 mdpl.


Fasilitas:

Penginapan (hotel, homestay, resort), restoran dan kuliner khas Batak, kapal feri ke Pulau Samosir, transportasi dari Bandara Silangit/Medan, fasilitas umum (parkir, toilet, area foto), serta wisata budaya (desa adat Batak, museum) dan alam (Air Terjun Sipiso-piso, spot trekking, olahraga air).


Sejarah Singkat:

Danau Toba terbentuk dari letusan supervolcano sekitar 74.000 tahun lalu, salah satu yang terbesar di dunia, menghasilkan kaldera raksasa yang kini terisi air. Menurut legenda Batak, danau muncul dari kisah pemuda Toba, ikan mas ajaib yang berubah menjadi wanita, dan anak mereka Samosir—yang kemudian melahirkan Pulau Samosir di tengah danau.

Jumat, 19 September 2025

Raja Ampat

Nama :Iksan
Kelas  :IX.3
No Ab :24
Kelompok:6

Raja Ampat


Raja Ampat adalah kepulauan di Papua Barat Daya, Indonesia, yang dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia, menjadikannya surga bagi para penyelam. Terdiri dari empat pulau utama—Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool—yang dinamai dari legenda empat raja. Lokasi ini menawarkan keindahan alam bawah laut yang luar biasa, pantai indah, serta desa-desa unik. 


Keunikan dan Keragaman Hayati
Pusat Segitiga Terumbu Karang: Raja Ampat berada di jantung "Coral Triangle" atau Segitiga Terumbu Karang dunia, wilayah dengan keanekaragaman hayati laut terkaya di Bumi. 
Kaya Spesies Laut: Diperkirakan terdapat sekitar 75% spesies laut dunia, 540 jenis karang, dan 1.511 spesies ikan di perairan Raja Ampat, menjadikannya salah satu perairan terbaik di dunia. 


Destinasi Populer
Wayag: Destinasi ikonik yang menyuguhkan pemandangan kumpulan bukit dan gunung kars di tengah laut. 
Pianemo: Keindahan gugusan pulau-pulau kecil yang mirip dengan Wayag, pemandangannya bahkan ditampilkan dalam uang pecahan Rp100.000. 
Pulau Um: Pulau yang unik karena memiliki kelelawar diurnal yang aktif di siang hari. 

Budaya dan Kehidupan Lokal
Budaya dan Kehidupan Lokal
Desa-desa Tradisional: Raja Ampat juga merupakan rumah bagi desa-desa wisata dengan budaya dan kesenian yang unik. 
Mayoritas Kristen: Berbeda dengan wilayah lain di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Raja Ampat mayoritas penduduknya beragama Kristen. 

Sejarah
Menurut cerita mitos masyarakat asli Raja Ampat, pada suatu hari seorang wanita menemukan tujuh telur, empat diantaranya berubah menjadi pangeran dan tiga sisanya menjadi seorang wanita, hantu, dan sebuah batu. Keempat pangeran tadi berpisah lalu masing-masing berkuasa di Waigeo (Wawiyai), Salawati (Samate), Misool Barat (Waigama) dan Misool Timur (Lilinta). Sedangkan kerajaan di Salawati selatan di Sailolof didirikan oleh fun Mo, seorang suku Moi yang juga berasal dari telur burung baikole, menikah dengan putri raja Waigeo, Pinfun Libit.[6]

Dilihat dari sisi sejarah, Kepulauan Raja Ampat di abad ke-15 merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar yang berpusat di Kepulauan Maluku setelah sebelumnya wilayah ini berhubungan dengan Kesultanan Bacan. Setelah ekspansi melalui hubungannya dengan Gurabesi, Sultan Tidore menjalankan pemerintahan dan memungut upeti dari wilayah ini melalui raja-raja lokal yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool, dan Waigama. Sedangkan Sailolof yang pendirinya tidak memiliki hubungan darah dengan kerajaan lain juga memiliki hubungan yang sama dengan Tidore.

Istilah 4 orang Raja (Waigama jika menurut sudut pandang Tidore atau Sailolof jika menurut sudut pandang lokal) dalam yang memerintah di gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Kalana Fat atau Raja Ampat.

bersumber dari:Wikipedia Indonesia, Greenpeace Indonesia

Pariwisata :Taman Nasional Gunung Leuser

Nama:Valexandria Zahirah Deni

Kelas:IX.3

No Ab:18

Kelompok:6

Taman Nasional Gunung Leuser⛰ (TNGL) 

Taman Nasional Gunung Leuser adalah salah satu kawasan Pelestarian Alam di Indonesia seluas 830.268,95 hektare yang secara administrasi pemerintahan terletak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Taman nasional ini mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian 3.145 mdpl di Aceh. 

Sejarah Taman Nasional Gunung Leuser

Sejarah Taman Nasional Gunung Leuser dapat ditelusuri sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda.Pada tahun 1920-an FC Van Heurn, seorang ahli geologi Belanda, mengusulkan kawasan ini menjadi kawasan konservasi dan kemudian ditetapkan dengan nama Leuser Natuurreservaat. 

Selanjutnya, pada tahun 1980, Pemerintah Indonesia meresmikan TNGL sebagai salah satu dari lima kawasan suaka alam sebagai Taman Nasional yang tercantum pada SK Menteri Pertanian nomor 811/Kpts/Um/II/1980.

Tak berhenti sampai di situ, pada tahun 2004, TNGL menjadi bagian dari Tropical Rainforest Heritage of Sumatra (TRHS), yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia. TRHS terdiri dari tiga taman nasional yang luas dan terpisah, yaitu TNGL, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. TRHS merupakan areal konservasi terbesar di Asia Tenggara yang disebut Andes of Sumatra.

Flora dan Fauna di Taman Nasional Gunung Leuser

Kawasan Ekosistem Leuser di kawasan ini mencapai 2,2 juta hektare, yang mmeiliki hulu 10 sungai utama di Aceh. Dari kondisi tersebut, Taman Nasional Gunung Leuser memiliki dan melestarikan beraneka ragam flora dan fauna langka.
Diperkirakan terdapat 3.500 jenis flora di Taman Nasional Gunung Leuser ini. Kawasan ini juga memiliki tumbuhan langka dan khas, seperti daun payung raksasa, bunga raflesia, hingga Rhizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar dengan diameter 1,5 meter.
Selain itu, terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan pencekik.

Sementara fauna di Taman Nasional Gunung Leuser berupa mamalia, burung, reptil, amfibi, ikan, dan invertebrata.
Sebanyak 65 persen dari 129 spesies mamalia besar dan kecil di Sumatera terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser ini. Empat spesies yang menjadi satwa kunci di taman nasional ini adalah Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Orangutan Sumatera, dan Badak Sumatera.

Tempat Wisata

Taman Nasional Gunung Leuser sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata edukasi. Selain menikmati keindahan alamnya, pengunjung juga bisa sekaligus belajar tentang keanekaragaman hayati di kawasan ini.
Diantaranya seperti:
• Sungai Alas
• Hutan Rekreasi Gurah
• Lau pengurukan, dll

Fungsi TNGL

Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu:

  1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan;
  2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
  3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

•Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) melindungi berbagai spesies langka dan terancam punah, termasuk orangutan Sumatra, harimau Sumatra, badak Sumatra, dan gajah Sumatra, yang semuanya hidup berdampingan di ekosistem tersebut. Selain itu, TNGL juga melindungi flora dan fauna langka lainnya seperti beruang madu, ajag, siamang, dan tumbuhan langka seperti bunga rafflesia. 
Contoh Hewan yang Dilindungi di TNGL: 
  1. Orangutan Sumatra: (salah satu spesies primata langka)
  2. Harimau Sumatra: (salah satu kucing hutan paling ikonik)
  3. Badak Sumatra: (salah satu spesies badak yang terancam punah)
  4. Gajah Sumatra: (mamalia besar yang terancam punah)
  5. Beruang Madu: (beruang terkecil di dunia)
  6. Ajag: (spesies anjing hutan asli Indonesia)
  7. Siamang: (salah satu jenis primata dari famili gibbon)


sumber:
https://id.wikipedia.org
https://simparda.acehtenggarakab.go.id
https://www.detik.com
https://hugarastra.acehtenggarakab.go.id
https://medan.kompas.com




Pariwisata Indonesia; Candi Arjuna.

Nama: Naila Faizah (12)
Kelas : IX.3

🏯 Candi Arjuna (Dieng, Jawa Tengah)



Nama tempat pariwisata dan lokasi 

 Kompleks Candi Arjuna, bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.

Fasilitas yang ada di sana

Disana ada area parkir, pusat informasi, toilet, warung makan, spot foto, serta akses ke objek wisata lain di sekitar Dieng (Kawah Sikidang, Telaga Warna).

Cerita singkat tentang tempat pariwisata ini

Candi Arjuna diperkirakan dibangun sekitar abad ke-8 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Merupakan salah satu kompleks candi Hindu tertua di Jawa. Nama “Arjuna” diberikan oleh masyarakat setempat, merujuk pada tokoh Pandawa dalam Mahabharata. Sekarang dikelola sebagai destinasi wisata budaya, religi, sekaligus sejarah.

Sumber blog ini: kemenparekraf.go.id

Selasa, 09 September 2025

Pesona Tuan Kentang

Dibuat oleh: M.Altair Yusuf
kelas: 9.3
kelompok: 6

Sebenarnya siapa Tuan Kentang? Apakah sama dengan Mr Potato dalam sebuah karakter Disney/Pixar dalam sebuah kisah Toy Story? Woohoo..., tentu saja bukan! Lalu siapa Itu Tuan Kentang? Tuan kentang juga bukan seorang juragan kentang. 

Tuan kentang merupakan nama kampung di tepi Sungai Ogan Palembang. Tepatnya di pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan. Nama ini konon adalah saudagar Tionghoa yang pernah punya bisnis besar di sepanjang muara sungai dan dimakamkan di kampung tersebut. Menariknya adalah dahulu, warga sekitar melakukan sesajen di kuburannya yang paling besar diantara kuburan lain dan memanjang sendiri. Masyarakat sekitar yakin bahwa Tuan Kentang memiliki ‘sesuatu’ yang tidak dimiliki orang lain.

Tuan Kentang (pic: Travel Indonesia) 

Dimanakah Tuan Kentang? 

Bagi yang belum tahu dimanakah Kampung Tuan Kentang berada, kita bisa ambil patokan Jembatan Ampera ke arah timur. Setelah sampai perempatan jembatan layang, belok keselatan arah Kertapati. Tepat sebelah kiri jalan sebelum Jembatan Kertapati di Seberang Ulu 1, disitulah letak Kampung Tuan Kentang.

Keistimewaaan lokasi ini yaitu sebagian besar warganya hidup sebagai perajin kain tradisional Palembang seperti kain songket, blongsong, tajung, pelangi, atau jumputan dengan mutu cukup baik. Produksinya besar dan dulu penyuplai utama beberapa galeri dan toko terkenal di kawasan kain Tangga Buntung, Palembang. 

Akses jalan dan lingkungan sekitar Tuan Kentang sudah tertata. Terlihat dari Gapura Tuan Kentang sampai kantor Lurah 15 Ulu semua sudah dicor dan dapat dilalui kendaraan roda empat. Suasananya bersih, terang, dan teratur. Termasuk rumah-rumah panggung yang berdiri di pinggir sungai. Griya Kain Tuan Kentang berjarak 100 meter dari gapura. 

Pesona Tuan Kentang

Sejak pagi sampai jelang petang, kampung Tuan Kentang tak pernah sepi dari bunyi kletak-klotok suara Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dari perajin. Mereka banyak memproduksi kain jumputan, kain tajung, kain blongsong, dan songket. Kain songket merupakan pesona Tuan Kentang yang paling banyak diminati kebanyakan orang. Dengan warna dan motif unik beraneka ragam, membuat beberapa desainer Nasional, sebut saja Ghea Panggabean yang menjadikannya sebagai bahan busana dalam salah satu karyanya. 

Bukan hanya jumputan, Kampung ini juga memiliki pesona dengan menghasilkan berbagai motif kain songket. Songket Palembang adalah salah satu karya budaya dari Sumatera Selatan yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada tahun 2013

Lokasi Instagramable

Jadi, jika mampir ke Palembang, jangan pernah lupakan pesona Tuan Kentang ya.. Karena bukan hanya berburu kain khas Palembang termasuk melihat proses pembuatannya, namun selfi dengan latar jemuran kain jumputan, tentu saja membuatnya penuh pesona instagramable.

Danau Toba

         Danau Toba Nama: kaila Rizqi Aqilah Nama:9.3 No absen: 06 Nama: Danau Toba (Tao Toba) Lokasi: Provinsi Sumatera Utara, mencakup beb...